Cara Kerang Menghasilkan Mutiara
Kerang termasuk kedalam fillum mollusca merupakan
hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi.
Hewan ini memiliki ciri tubuh tidak bersegmen.
Simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari "
kaki" muskular, dengan
kepala
yang berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki dipakai dalam
beradaptasi untuk bertahan di substrat, menggali dan membor substrat,
atau melakukan pergerakan. Kerang dikenal sebagai pengahasil mutiara.
Proses pembuatan mutiara
1.
Rekayasa
Bentuk rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau
juga implantation, yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus) bersama
selembar organ mantel (irisan daging kerang mutiara lain yang dikenal
dengan nama ‘saibo’) ke dalam kerang mutiara. Organ mantel ini diambil
oleh individu kerang mutiara yang lain dan berperan sebagai donor.
Berdasarkan penelitian, pemilihan donor yang baik akan menentukan
kualitas mutiara yang dihasilkan terutama dari segi warna, bentuk dan
kilau mutiara. Inti dan irisan mantel ini ditempatkan di dalam gonad
kerang setelah sebelumnya dibuat irisan kecil pada dinding gonad.
Irisan daging mantel akan membentuk kantung mutiara (pearl sac) dan
nantinya akan memproduksi nacre. Proses ini dikenal sebagai
biomineralisasi, sama halnya dengan proses pembentukan tulang pada
manusia dan hewan bertulang belakang lainnya. Nacre adalah bagian
permukaan yang berkilau dari mutiara atau juga dinding bagian yang
berkilau dalam kerang. Pada bagian dalam kerang, nacre diistilahkan
sebagai Mother of Pearl (ibu dari mutiara) sedangkan nacre yang melekat
di inti disebut mutiara. Kualitas nacre yang dihasilkan menjadi penentu
kualitas mutiara secara keseluruhan.
Proses penyisipan merupakan
bagian kecil dari rangkaian proses budidaya yang panjang sejak penentuan
lokasi budidaya sampai pada penanganan pasca panen. Prinsip proses
penyisipan ini didasarkan atas bagaimana terbentuknya mutiara secara
alami dimana kerang akan membungkus irritant yang tidak dapat dihindari
dengan nacre. Prinsip kerja ini sama bila kerang mengalami kerusakan
cangkang, mereka akan segera menutup lubangnya dengan nacre sehingga
mencegah tubuh lunaknya terekspos. Namun sejauh ini belum ada bukti
bahwa mutiara alami terbentuk karena masuknya butir pasir ke dalam tubuh
kerang. Asumsi kuat yang menunjang terbentuknya lapisan nacre ini
adalah adanya virus seperti yang ditemukan pada beberapa jenis kerang
mutiara yang dibudidayakan.
2.
Secara alami
Di alam, mutiara terbentuk akibat adanya irritant
yang masuk ke dalam mantel kerang mutiara. Fenomena adanya irritant ini
sering juga ditafsirkan dengan masuknya pasir atau benda padat ke dalam
mantel kemudian benda ini pada akan terbungkus nacre sehingga jadilah
mutiara. Terbentuknya mutiara alami
terbagi atas dua bagian besar, terbentuk akibat irritant dan masuknya
partikel padat dalam mantel moluska. Pada prinsipnya, mutiara terbentuk
karena adanya bagian epithelium mantel yang masuk ke dalam rongga mantel
tersebut. Bagian epithelium mantel ini bertugas
mengeluarkan/mendeposisikan nacre pada bagian dalam cangkang kerang
disamping membentuk keseluruhan cangkang.
Teory irritant mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel
sang kerang dimakan oleh ikan, hal ini dimungkinkan karena kerang akan
membuka cangkang dan menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap
makanan. Saat mantelnya putus, bagian remah eptiheliumpun masuk ke dalam
rongga mantel. Teory irritant juga mengungkapkan bahwa bisa saja
mutiara terbentuk akibat masuknya cacing yang biasanya menempati moluska
pada masa perkembangannya kemudian berpindah ke organisme lain.
Cacing ini merusak dan memasuki rongga mantel. Cacing ini tanpa sengaja
membawa bagian epithelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila
cacing mati dalam rongga mantel, maka cacing ini akan dibungkus oleh
epithelium, membentuk kantung mutiara dan akhirnya terbentuklah mutiara.
Kalaupun cacing itu bisa melepaskan diri, maka epithelium yang tinggal
dalam rongga mantellah yang akan membentuk mutiara setelah sebelumnya
membentuk kantung mutiara. Sementara teori yang kedua adalah masuknya
partikel padat ke dalam rongga mantel.
Partikel padat bisa saja terperangkap di dalam tubuh kerang akibat
dorongan air. Saat kerang ini tak bisa mengeluarkannya, partikel inipun
bisa saja masuk ke rongga mantel. Saat dia masuk, epithelium juga ikut
bersamanya. Epithelium ini akhirnya membungkus partikel padat sehingga
terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara ini akhirnya akan
mendeposisikan nacre ke partikel padat tersebut. Namun demikian sejauh
ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori masuknya pasir ke dalam
mantel kerang mutiara walaupun teori ini dipahami sejak lama. Dari
beberapa mutiara alami yang dibedah, menunjukkan bahwa bagian inti
mutiaranya bukanlah partikel padat.